Jumat, 12 April 2013


UNGKAPAN-UNGKAPAN TRADISONAL MASYARAKAT
JAWA TENGAH


UNGKAPAN-UNGKAPAN

1.       Agama Ageming Aji (Agama adalah pedoman hidup raja)
Ungkapan inimengandung pengertian bahwa agama merupakan pedoman atau pelindung bagi raja atau pemerintah, dan sesuai dengan keidupan sosial politik bangsa kita sekarang ini yang berlandaskan Pancasila, dimana kehidupan keagamaan menduduki tempat yang penting. Kehidupan beragama di Indonesia dijamin dalam Pancasila Sila Pertama dan UUD 1945 pasal 29 ayat 1.

2.       Aja Aji Mumpung ( Jangan memanfaatkan situasi)
Makna ungkapan ini memberi peringatan kepada kita agar kita tidak memanfaatkan situasi baik untuk kepentingan sendiri, yang justru berakibat merugikan diri sendiri.

3.       Aja Cedhak-Cedhak Kebo  Gubak (Jangan deka-dekat kerbau berkubang)
Ungkapan tersebut mengandung makna bahwa hendaknya dalam pergaulan dalam masyarakat orang jangan bergaul dengan orang jahat atau memasuki dunia orang-orang jahat, sebab dapat terpengaruh oleh kejahatannya.

4.       Aja Ndhandhang Ngelak (Jangan berlaku sebagai gagak kehausan)
Makna ungkapan ini adalah janganlah berlaku seperti burung gagak yang sedang kehausan.Gagak yang sedang kehausan biasanya berkao-kaok, sedangkan bunyi kaokan burung  gagak mengandung  tanda akan datangnya bahaya atau bencana. Jadi kita dalam menjalankan hidup janganlah mendekati atau mengundang bahaya yang berakibat merugikan kita sendiri.

5.       Aja Kaya wedhus Prucul ( Jangan seperti kambing tanpa tanduk)
Makna ungkapan ini adalah memberi ajaran kepada kita agar dalam menjalankan kidupan sehari-hari selalu memperhatikan adat dan sopan santun, serta norma, aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

6.       Aja Lali Marang Asale ( Janganlah lupa pada asal-usulnya)
Artinya adalah bahwa seeorang hendaknya senantiasa ingat akan asal-usulnya, sumber atau asal-mula dilahirkan, agar dirinya tidak lupa daratan. Maknanya adalah, agar kita bila pada suatu saat ketika telah mencapai kesuksesan diharapkan kita tetap tawakal dan ingat bahwa kita adalah makhul ciptaan Tuhan.

7.       Aja Lali Wong Seneng Nandur Bilai (Jangan lupa orang senang menanam celaka)
Ungkapan ini memberikan pesan janganlah orang terhanyut oleh kesenangan-kesenangan dalam hidup sebab biasanya dalam hidup senang orang akan lengah dan berakibat akan menghancurkan dirinya sendiri.

8.       Aja Leren Lamun Durung Sayah, Aja Mangan lamun Durung Luwe ( Jangan istirahat kalau belum lelah, jangan makan kalau belum Lapar)
Artinya adalah kita dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan kita kerjakan sampai selesai jangan setenga-setengah. Pesan dari ungkapan ini adalah agar kita menjadi manusia yang tekun, sehingga apabila diserahi tugas dapat diselesaikan dengan baik.

9.       Aja Lumuh Ing Gawe ( Jangan Enggan atau malas bekerja )
Ungkapan ini mengandung ajaran agar kita sebagi generasi muda harus selalu bekerja keras tidak bermalas-malasan. Ajaran ini mengajarkan kita supaya kita bermental baja menantang kehidupan yang makin keras. Dalam perjuangan itu pasti harus diiringi semboyan dalam hati bahwa ada kemauan pasti ada jalan.

10.   Aja Mbedhol Turus ijo (Jangan mencabut turus hijau)
Makna ungkapan ini adalah agar kita dalam hidup mentaati kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Pelanggaran akan hal itu berarti menentang  arus, mungkin akan berakibat fatal. Adat istiadat dan sopan santun hendaknya dijunjung tinggi. Tata tertib dan taat aturan atau undang-undang akan sangat berguna bagi kelestarian bangsa dan negara ini.

11.   Aja Mung Ngawula Waduk ( Jangan Hanya Berhamba Perut)
Ungkapan tradisional ini mengajarkan kepada kita, bahwa dalam tata kehidupan di dunia ini, ada dua hal yaitu, yang bersifat materiil dan spirituil. Oleh  sebabb itu dalam hidup manusia hendaknya kita jangan hanya mengejar salah satu saja, tetapi yang baik adalah memanfaatkan keduanya dengan cara yang berimbang dan harmonis. Sebab apabila kita hanya mengejar yang bersifat spirituil saja tanpa ingat akan hal-hal yang bersifat materiil,maka kita menjadi orang yang tidak bijaksana. Sebaliknya bila kita hanya mengejar